Saturday, February 23, 2008

Catatan Kecil Yang Tertinggal

Antara Surabaya - Wonosobo dan Kutoarjo

Hampir satu bulan ini, aku menginjakan kakiku di sebuah tempat yang penuh harapan dan sarat akan impian-impian masa depan. Surabaya ... kini menjadi tempat berlabuhku untuk yang kesekian kalinya setelah Jogjakarta, Semarang, Jakarta, Cikarang-Bekasi, Batam dan Cilacap.
Logat bahasa masyarakatnya memang keras dan sangat kontras sekali dengan Jogjakarta yang halus dan lembut, namun masyarakat disini ramah-ramah, penuh rasa kekeluargaan, terbuka dan apa adanya. Beberapa kelebihan inilah yang menjadikan alasan kenapa aku memilih Institut Teknologi Sepuluh Nopember sebagai tempat untuk melanjutkan kuliahku di Surabaya disamping memang ITS merupakan sebuah institusi pendidikan yang profesional dan sangat berkualitas. Ya, semoga 2 tahun dapat kulalui dengan baik.
Hanya, kadang sepulang kuliah ataupun ketika sedang belajar hingga larut malam muncul perasaan kangen dan kerinduan yang mendalam untuk segera berkumpul dengan orang tua, kakek-nenek dan sanak saudara yang kutinggalkan di Wonosobo dan Kutoarjo. Masih hangat dalam benaku, ketika aku baru saja kembali dari Pulau Batam dan tinggal di Kutoarjo. Setiap malam harus sabar dan meredam rasa jengkel ketika kakek yang sudah pikun bangun malam-malam dan minta mandi. Belum lagi jika beliau buang air besar ataupun buang air kecil sembarangan, mau tidak mau aku bersama nenek yang membersihkan dan mengepel lantai hingga bersih. Pengalaman lain yang tidak kalah uniknya adalah ketika setiap pagi habis sholat shubuh, kakek sudah setia menunggu didepan kamarku ataupun didepan pintu rumah menantiku dari Mushola agar menemaninya jalan-jalan pagi. Meski untuk berjalan, kakek kesulitan. Tapi beliau sepertinya sangat senang sekali ketika aku menemaninya dan mengajaknya jalan-jalan mengitari kampung Koplak-Semawung daleman, hal ini tampak sekali dengan raut wajahnya yang lebih "fresh" bila dibandingkan dengan ketika pertama kali saya tiba dari Batam, empat bulan silam.
"Kakek, semoga semenjak aku berangkat ke Surabaya jangan pernah lagi membuat jengkel nenek, ibuku, bapaku, mas Joko, bulik kasih dan mas bambang. Dan tetap semangat untuk jalan - jalan pagi, ya ...."


No comments: