Friday, July 31, 2009

SMA Negeri 2 Wonosobo Berduka [Berita Lelayu]

Inna Lilahi Wa Inna Ilaihi Roji'un

Tadi Malam saya Menerima Berita dari seorang Sahabat bahwa Bapak Slamet Sukarno (Mantan Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Wonosobo) telah Meninggal Dunia pada Hari Jum'at 31 Juli 2009 Pukul 19.00 WIB.

Semoga Amal Ibadah Beliau diterima disisi-Nya dan Segala dosa serta kesalahan beliau diampuni oleh-NYA.

Bagi keluarga yang ditinggalkan, semoga diberikan ketabahan dan kesabaran.

Dan kami mewakili Alumni SMA Negeri 2 Wonosobo turut Berbela sungkawa atas meninggalnya Beliau. Semoga Allah Subkhanahu Wata'ala memberikan tempat yang terbaik disisinya, Amin..Amin... Ya Robbal 'alamin.

Wednesday, April 1, 2009

Selamat Jalan Sang Veteran

Selamat Jalan Sang Veteran Perang Kemerdekaan RI
(Sebuah kalimat perpisahan terakhir untuk sang Kakek tercinta Saim Bin Sawentaram)



Sore itu, langit Surabaya tampak cerah dan terang sekali. Tiba-tiba handphoneku berbunyi tanda ada panggilan masuk. “Ka, oka. Ini Oka kan?”. Aku sepertinya mengenali suara itu dan aku jawab “Ada apa, mas!”. “Simbah (kakek) sudah tidak ada, Ka!” begitu katanya. Langsung aku merasa “gelap”, bingung, kaget, dll. campur jadi satu. Dan langsung malam itu juga aku pulang ke Kutoarjo, Purworejo. Aku tidak peduli lagi dengan adanya Quis Mekanika Fluida Lanjut dari Profesor Triyogi Yuwono untuk hari selasa esok, pokoknya aku harus pulang segera! Begitu pikirku.
Keesokan harinya, aku sudah sampai di Kutoarjo. Didepanku ada sesosok jasad yang sudah kaku dan sebentar lagi beliau akan dikebumikan. Kami sekeluarga sudah ikhlas dan ridho bila beliau dipanggil oleh-Mu ya Allah. Meski Rasa sedih, haru, ikhlas, dll. tumpah jadi satu, inilah sebuah takdir yang harus aku terima dengan lapang dada dan “legowo”.
Tidak terasa 24 tahun aku sudah mengenalmu, kakek. Selama itu pula aku belajar banyak hal akan makna kehidupan ini. Mulai dari ilmu agama Islam, jiwa dagang, cara bercocok tanam, sosial kemasyarakatan, dll. Aku masih ingat betul dan itu pasti akan selalu kuingat saat-saat dimana kita masih hidup dibawah garis kemiskinan. Kala itu aku masih kecil, aku ingat betul ketika kakekku bekerja dari pagi sampai larut malam jualan es lilin, rokok dan makanan kecil di depan gedung bioskop sawunggalih Kutoarjo (sekarang sudah tidak ada lagi). Aku tahu bahwa sebenarnya engkau sangat lelah dan ingin istirahat meski barang sesaat, kek. Namun, karena kerasnya hidup dan demi sesuap nasi serta agar dapur tetap mengepul, seakan-akan engkau tidak mengenal kalimat lelah lagi. Memang sesekali aku menggantikan jaga warungmu, kek. Tapi namanya juga anak kecil, aku justru sering mengambil makanan ataupun Es Lilin yang kau jual. Tapi anehnya, kau tidak pernah memarahi aku barang sekalipun karena engkau memaklumiku sebagai anak kecil saat itu.
Tahun 1986-2005, kau tidak pernah berharap terlalu banyak untuk diakui Negara sebagai seorang Pejuang RI (Veteran) sehingga setiap bulannya akan dapat tunjangan. Namun, ternyata Allah Maha Adil, karena seiring dengan jalannya waktu kami mengalami perbaikan ekonomi setahap demi setahap sampai kecukupan rizki seperti sekarang ini. Kala itu, kau selalu mengajarkan dan menanamkan kesabaran, tawakal dan pantang menyerah kepadaku dengan cara “mendongengkan cerita” setiapkali aku duduk dipangkuanmu, kek.
Kini, umurmu sudah 90 tahun. Dulu ketika aku masih baru saja memulai "penjelajahan dunia", aku selalu berdoa kepada Allah agar aku dapat kembali ke Pulau Jawa ataupun ke Indonesia sehingga ketika diakhir hayatmu aku paling tidak bisa berbakti kepadamu, baik dalam bentuk materi maupun kesempatan untuk merawatmu secara langsung karena sudah lanjut usia. Kini Doa itu sudah terjawab, meski hanya 2 tahun aku dapat merawatmu secara langsung ketika engkau sudah mulai udzur dan Pikun, aku sudah ikhlas dan legowo melepas kepergianmu, kakek. Semoga Allah Subhanahu Wa ta’la mengampuni segala dosa dan kesalahan kakekku, Amin.
Dalam kesempatan ini, saya mewakili keluarga besar Saim Bin Sawentaram mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada masyarakat Gang Koplak Semawung Daleman, Para tukang penggali Makam, Aparat pemerintahan kelurahan Semawung Daleman-Kutoarjo, Legiun Veteran RI, Koramil Kutoarjo, Polsek Mojotengah-Wonosobo, Dinas Pertanian Wonosobo, Masyarakat Mekarsari-Kalibeber, dll. yang telah bahu membahu secara gotong royong mengurus pemakaman kakek kami tercinta. Semoga Allah membalas kebaikan hati anda, Amin.

Saturday, January 31, 2009

Wong Cilik itu siapa, bOZ?

Siapa “WONG Cilik” itu ?
(Oleh Okasatria Novyanto)

Pemilu 2009 sudah didepan mata. Suhu politik tanah Air kian memanas. Aroma dan nuansa saling menjelek-jelekan antar lawan politik juga kian terasa. Hanya yang menjadi sebuah pertanyaan adalah apakah rakyat Indonesia sekarang masih mau dibodohi seperti dulu? Dulu, dengan Jargon “Wong Cilik” memang mampu mampu mengantarkannya ke singgasana pemerintahan. Namun kita juga harus mengakui bahwa pada masa pemerintahannya itu perguruan-perguruan tinggi Negeri ternama seperti UGM, UI dan ITB sudah mulai berubah menjadi BHMN dimana biaya kuliah mulai mahal sehingga akses rakyat miskin yang katanya “Wong Cilik” itu susah untuk melanjutkan kuliah dan kesulitan untuk mengenyam pendidikan yang lebih tinggi. Pada masa pemerintahannya pula banyak BUMN yang diprivatisasi dengan alasan pertimbangan ekonomi dan efisiensi. Selain itu pula satu hal yang membuat saya menangis adalah adanya pertumpahan darah di Tanah Rencong yang telah merengut ratusan nyawa saudara-saudara kami baik warga Aceh maupun anggota TNI-POLRI yang gugur di medan tugas, penanganan Illegal Logging dan Illegal Fishing yang belum jelas hasilnya, dll. Namun disisi lain, ternyata banyak juga prestasi yang ditorehkan pada pemerintahannya, misalnya : diawalinya pembangunan jembatan SURAMADU, mulai diberantasnya dan diburunya para Koruptor yang memakan uang Negara (Rakyat), program Sembako Murah, program Jaring Pengaman Sosial (JPS) dan masih banyak prestasi positip lainnya.
Namun apakah pemerintahan yang sekarang ini lantas tidak berhasil? Saya kira tidak. Banyak prestasi positip yang telah diberikan oleh pemerintahan kabinet Indonesia Bersatu ini, misalnya : Terwujudnya perdamaian di Bumi Serambi Mekah sehingga pertumpahan darah dapat dihentikan, dilanjutkannya program pemberantasan korupsi (jelas arah dan hasilnya), hampir selesainya pembangunan jembatan SURAMADU, dimulainya program percepatan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan untuk kawasan Batam, Bintan, dll. Disamping itu juga adanya perbaikan dan peningkatan kualitas aparatur pemerintahan dalam pelayanannya kepada masyarakat (untuk tidak melakukan PUNGLI) termasuk juga pelayanan POLRI kepada masyarakat, program RASKIN, program modernisasi sistem ALUTISTA TNI, dan masih banyak prestasi positip lainnya. Namun, jangan lupa bahwa pada pemerintahan sekarang itu juga masih ada raport merah yang perlu diperbaiki lagi, misalnya : belum tuntasnya pemberantan Illegal Logging dan Illegal Fishing, Biaya kuliah dan pendidikan yang masih tetap tinggi sehingga akses rakyat miskin untuk mengenyam tingkat pendidikan yang lebih tinggi itu masih tetap terbatas, program konversi minyak tanah ke Gas yang terkesan dipaksakan sehingga dampak positip program ini kurang dirasakan oleh masyarakat, dll.
Jadi intinya setiap masa pemerintahan itu punya “seni” tersendiri dalam mengatur dan membangun masyarakat Indonesia yang heterogen ini. Dan menurut pendapat saya, kurang tepat jika mengatakan pemerintahan sekarang itu seperti “YOYO”. Atas dasar riset apa orang yang katanya Negarawan mengatakan seperti itu? Apakah ini merupakan sebuah “seni” politiknya dalam rangka menarik simpati masyarakat tetapi dengan cara menjelek-jelekan pemerintahan sekarang? Lantas apakah “Wong Cilik” itu benar-benar dia bela serta diperjuangkan ketika masa pemerintahannya dulu? Jawabnya : ada tangan rakyat Indonesia itu sendiri. Rakyat sekarang sudah cerdas dan dewasa dalam menilai.
Intinya, saya hanya memberikan masukan bahwa seyogyanya seorang Negarawan itu mempunyai etika politik yang arif dan bijaksana sehingga jauh dari kesan menjelek-jelekan lawan politiknya. Ingat, bahwa seorang Negarawan sejati itu akan memberikan yang terbaik untuk Masyarakat, Bangsa dan Negara tanpa memandang asal Partai Politik, Agama, Ras dan Suku bangsa.
Semoga tulisan sederhana ini akan menjadi sebuah penyejuk dalam menghadapi suhu politik yang kian memanas menjelang Pemilu 2009 ini.


Sawah Vs Hutan Beton di Kalibeber

Sawah Vs Hutan Beton di Kalibeber
(Okasatria Novyanto)

Liburan semester tak terasa sudah akan berlalu. Pengalaman manis berkumpul bersama keluarga masih hangat saya rasakan. Tawa dan kebersamaan anggota keluarga seakan-akan meluluhkan kepenatan selama kuliah di Teknik Mesin ITS yang sangat menyita waktu dan tenaga. Kelurahan Kalibeber yang saya lihat kemarin ternyata sudah berkembang menjadi sebuah kota kecamatan yang maju dan modern dimana disana ada sebuah pondok pesantren terkenal yakni Al Asy’ariah dan sebuah universitas swasta UNSIQ. Namun ada sebuah kesedihan yang mendalam dihati saya, yakni kini sawah-sawah dan lahan pertanian produktip lainnya sudah mulai tergusur dan berubah fungsi menjadi bangunan beton. Dulu ketika saya kecil, persawahan merupakan tempat favorit kami untuk bermain perang-perangan lumpur, mencari ikan “gondhok”, mencari ketela untuk dibakar, bermain layangan, dll. Tapi sepertinya kini semua itu hanya akan menjadi sebuah cerita saja karena persawahan kini sudah disulap menjadi bangunan beton yang kedap air. Kondisi ini bila tidak dikendalikan dan diantisipasi sejak dini akan menjadi sebuah “Bom Waktu” yang justru akan menimbulkan permasalahan dikemudian hari. Saya memang tidak punya data riset tentang berapa Hektar lahan persawahan dan lahan pertanian produktip lainnya yang telah meyusut dan berubah fungsi menjadi bagunan beton (perumahan) di kelurahan Kalibeber. Namun seyogyanya pemerintah, baik pemerintahan Desa maupun pemerintahan Kabupaten memperhatikan “fenomena” ini. Memang secara teoritis biasanya pertambahan jumlah penduduk itu akan mempersempit lahan pertanian dan persawahan serta akan menambah permasalah sosial lainnya (misalnya : masalah sampah, sanitasi, ketersediaan lapangan pekerjaan, dll). Namun bukan berarti hal ini tidak dapat dikendalikan dan kita membiarkan begitu saja alias pasrah dengan kondisi ini dan berdiam diri. Saya yakin, pemerintah (baik Desa maupun Kabupaten) sebagai sebuah institusi yang mempunyai kekuasaan yuridis mampu untuk mengendallikan kondisi ini sehingga alih fungsi lahan pertanian dan persawahan menjadi bangunan beton dapat dikendalikan baik laju perubahan maupun luas arealnya. Sehingga diharapkan akan tetap ada keseimbangan antara ketersediaan pangan bagi masyarakat dengan kebutuhan masyarakat akan tempat tinggal. Disisi lain, saya juga mengharapkan adanya peranan, partisipasi aktif dan sumbangsih pemikiran dari UNSIQ sebagai satu-satunya Universitas di Wonosobo agar dapat menjalin kerjasama dengan pemerintah dalam menyikapi permasalah ini maupuan permasalahan sosial lainnya. Memang permasalahan ini belum secara frontal muncul ke permukaan, tapi saya takut ini akan menjadi “Bom Waktu” dikemudian hari. Sumbangsih pemikiran serta kerjasama yang harmonis antara kalangan akademisi, pemerintah dan masyarakat saya yakin akan memberikan kemaslahatan yang besar bagi masyarakat kalibeber pada khususnya dan masyarakat Wonosobo pada umumnya.

Friday, January 16, 2009

Pembangunan Jembatan Suramadu Tinggal 38 Meter

Surabaya - Selama ini, perkembangan pembangunan Jembatan Suramadu hanya bisa diikuti dari jauh. Pengambilan foto-foto juga dilakukan dari jarak jauh. Karena itu, masyarakat tidak tahu sampai di mana perkembangan pembangunan jembatan yang akan menghubungkan Pulau Jawa dengan Madura itu.Minggu siang (28/12), helikopter Jawa Pos memantau langsung dari dekat. Heli tersebut membawa fotografer dan wartawan Jawa Pos serta Management Information System Engineer Satker Pembangunan Suramadu Ashari.
Meski terkendala adanya awan tipis di sekitar lokasi proyek, detail-detail perkembangan pembangunan jembatan terpanjang ke-15 di dunia itu bisa terekam.Heli beberapa kali mengelilingi semua sisi proyek. Mulai sisi utara, selatan, sisi Surabaya, maupun sisi Madura. Dan tentu saja dari atas. Saat itu, ratusan pekerja tampak sibuk menyelesaikan pembangunan yang diperkirakan tinggal tersisa 10 persen tersebut.
Jembatan Suramadu terdiri atas tiga bagian. Yakni, main bridge (bentang tengah), causeway (jalur pendekat antara jembatan dan daratan), serta approach bridge (jembatan penghubung antara main bridge dan cause way).Bentang tengah sepanjang 818 meter. Causeway terdiri atas dua sisi. Yakni, sisi Surabaya (1.458 meter) dan sisi Madura (1.818 m).
Sedangkan approach bridge masing-masing sisi sepanjang 672 meter. Karena panjangnya jembatan, jumlah pilarnya mencapai 102 buah.Dari hasil pengamatan udara, bagian yang pembangunannya nyaris tuntas adalah causeway. Di dua sisi (baik Surabaya maupun Madura), hampir semua tahap pekerjaan sudah selesai. Aspal sudah terlihat mulus. Markah maupun utilitas jalan (lampu penerangan) juga sudah terpasang. Kalaupun ada yang belum selesai, itu hanya sebagian. Untuk causeway sisi Surabaya misalnya, yang saat ini masih dalam tahap pekerjaan, antara lain, penyelesaian oprit (pertemuan antara jalan akses dengan jembatan).
Selain itu, pada bagian tersebut, pelaksana proyek masih harus merampungkan sebagian lantai yang belum terpasang pada akses untuk sepeda motor, terutama di sisi selatan.Untuk diketahui, jembatan yang pembangunannya menelan biaya Rp 4,5 triliun tersebut nanti menyediakan akses khusus sepeda motor. Letaknya di sisi kanan dan kiri jembatan. Lebar masing-masing 2,75 meter. Total lebar jembatan mencapai 30 meter (2 x 15 meter). Di tiap jalur (arah Surabaya maupun arah Madura) akan ada jalur lambat masing-masing berukuran 2,2 meter. Kemudian, di tiap jalur akan ada dua jalur cepat yang masing-masing selebar 3,5 meter.
Sementara itu, pekerjaan yang tersisa pada causeway sisi Madura, antara lain, berupa penyelesaian overpass dan jalan akses. ''Secara teknis, pembangunan causeway sudah pada angka 99,8 persen,'' kata Ashari yang selama di udara terus memberikan penjelasan tentang detail jembatan. Di bagian main bridge, saat ini sedang dipasang alas jembatan berupa steel box girder (SBG) di atas dua pilar (yakni pilar ke-46 dan ke-47) yang menjadi penumpu bagian tersebut. SBG itu merupakan segmen lantai pada main bridge. Masing-masing sepanjang 12 meter dengan berat 160 ton tiap segmennya. Total keseluruhan 818 meter. SBG merupakan ''lantai'' jembatan yang berbahan dasar baja. Pembuatan dilakukan di Tiongkok. Di antara total 18 segmen, yang sudah terpasang di dua pilar adalah 14 buah. Sisanya tinggal empat segmen atau sekitar 38 meter. Pengerjaan yang tergolong sulit tinggal di SBG ini. Sisanya, meski ada beberapa yang juga belum tuntas, seperti pada causeway, namun hal itu tidak terlalu menyulitkan. Sebab, semua sudah tersedia dan tinggal pasang.Segmen SBG yang masih dalam tahap pengerjaan saat ini adalah segmen 14-17 plus satu segmen closure (sambungan akhir/ penutup). ''Kami targetkan akhir Januari 2009 sudah bisa nyambung,'' ujar Arief Mustofa, chief inspector main bridge Satker Proyek Suramadu, yang dikonfirmasi terpisah.Bila seluruh SBG tersebut terpasang, bisa dikatakan salah satu pekerjaan terberat sudah selesai. Bagaimana tidak. Selain pembuatannya harus dilakukan di Tiongkok, pengirimannya memakan waktu cukup lama. Pengiriman dari Tiongkok dilakukan empat kali selama 30 hari. Itu pun masih harus dirakit lagi di Gresik.Selain itu, pekerjaan lain di bentang tengah berupa pemasangan kabel yang menyangga SBG di kedua pilar. Masing-masing, yang mengarah ke sisi Surabaya sudah terpasang 2 x 14 kabel (dari total 36 kabel), arah Madura juga 2 x 14 kabel (dari total 36 kabel). Secara teknis, kabel itulah yang akan menjadi penyangga utama lantai SBG di bagian main bridge. Pemasangannya juga tidak gampang. Sebab, setelah dipasang, pelaksana proyek harus dua kali menarik kabel. Itu dilakukan untuk memastikan bahwa kabel tersebut benar-benar kuat menyangga SBG. Sementara itu, bagian yang pembangunannya paling lambat adalah bagian approach bridge. Di sisi Madura, misalnya. Sesuai desain, ada tujuh bentang yang dipasang di atas sembilan pilar. Masing-masing bentang berbahan dasar beton pre-stressed. Tiap bentang beton sepanjang 80 meter.Dari pantauan via helikopter, seluruh bentang memang sudah terpasang di semua pilar. Hanya, pada masing-masing bentang masih belum tersambung satu sama lain. Yang masih harus dilakukan adalah pemasangan lantai concrete box girder yang akan menjadi penyambung.Pembangunan approach bridge di sisi Surabaya lebih lambat. Dari total tujuh bentang sepanjang 672 meter yang akan dipasang di atas sembilan pilar, belum terlihat alas jembatan yang terpasang di atas pilar-pilar tersebut. Ashari lalu menjelaskan secara teknis progress report bagian itu. Pelaksanaan fisik di sisi Madura sebagai berikut. Pengecoran box girder (alas jembatan) sudah mencapai 56,9 persen. Saat ini, proses yang sedang dilakukan adalah pengecoran alas jembatan berupa concrete box girder pada pilar 49 sampai 56. Sedangkan penyelesaian pilar sudah 100 persen.Untuk sisi Surabaya, pekerjaan yang tengah dilakukan berupa pengecoran beberapa pilar yang belum tuntas. Sampai saat ini, pengecoran yang sudah selesai adalah pilar ke 37-44 plus pilar 45 dan 48.
Beragam Kesulitan
Jika dihitung mundur, proyek tersebut sebenarnya dimulai sejak Agustus 2003. Artinya, butuh waktu lima tahun agar proyek tersebut mencapai 90 persen. Tentu bukan waktu yang singkat untuk sebuah proyek jembatan. Pelaksana proyek mengaku, pengerjaan jembatan sepanjang 5,438 km itu memang cukup lama. Hal tersebut tidak terlepas dari beragam kendala yang muncul di sela-sela pembangunan. Salah satu yang paling menghambat adalah masalah perubahan detail desain Suramadu. Antara 2003 sampai 2006, tercatat ada dua kali revisi.Pada awal pelaksanaan proyek, desain berasal dari Departemen Kimpraswil. Namun, setelah itu, pemerintah Tiongkok serta Bank Exim of China yang menjadi investor Suramadu minta dilakukan perubahan desain. Dengan demikian, dilakukanlah design proof check. Hasilnya, ada beberapa perubahan. Terutama untuk fondasi. Rancangan awal, fondasi approach bridge hanya berdiameter 100 cm dengan tinggi 45 meter. Namun, setelah dilakukan DED (detail engineering design) oleh CCC (China Consortium of Chinese Contractor), diubah menjadi berdiameter 180 cm dan 220 cm. Untuk tinggi, di sisi Surabaya ditetapkan 61-93 meter dan sisi Madura 73-94 meter.Demikian pula dengan main bridge. Rancangan fondasi awal berdiameter 100 cm dengan tinggi 46-52 meter. Setelah itu, diubah menjadi diameter 240 cm dengan tinggi 81,5 meter untuk sisi Surabaya dan 83,5 untuk sisi Madura. ''Termasuk, masalah soil investigation (uji kontur tanah) diubah total. Imbasnya, dari hasil penelitian itu, banyak bagian jembatan yang harus diubah,'' kata Ashari.
Problem lain yang membuat pelaksanaan proyek Suramadu agak tersendat adalah pembuatan fondasi di tiap bagian. Hal itu tidak terlepas dari kesulitan pelaksana proyek untuk mengetahui kondisi tanah di bawah laut Surabaya-Madura.Dia mencontohkan saat pemasangan casing (tempat khusus untuk masuknya fondasi) ke dasar laut. Tiba-tiba saja struktur tanah di bawah berubah. Alhasil, casing pun harus dibongkar lagi. Malahan, kalau telanjur dicor, cor itu terpaksa dipereteli.Selain itu, masalah yang cukup pelik adalah sulitnya membuat fondasi. Terutama di sisi approach bridge Surabaya. Di antara sembilan fondasi pilar yang sudah dipasang, ada beberapa pilar yang harus dibongkar lagi oleh pelaksana proyek. Gara-garanya, fondasi itu dianggap tidak lulus uji kelayakan.Dalam pembuatan fondasi, pelaksana proyek menetapkan prosedur uji kelayakan (remidi). Salah satu yang jadi tolok ukur adalah soliditas (kepadatan) fondasi. Metode yang dipakai adalah ultrasonic test (tes melalui gelombang suara lewat alat khusus yang dipasang di fondasi). Dari metode itu, bisa diketahui apakah fondasi sudah sempurna atau belum. ''Dari situ, ternyata ada beberapa fondasi approach di Surabaya yang harus dibongkar lagi. Malahan, ada fondasi yang terpaksa dibongkar beberapa kali,'' katanya.Meski demikian, saat ini semua sudah selesai. Praktis, pekerjaan yang memakan waktu tinggal penyelesaian bagian di main bridge.Guna mencapai target penyelesaian, pekerjaan jembatan terus dikebut. Total, ada 300 pekerja yang dibagi dalam dua sif. ''Hanya, terkadang kami sering terkendala cuaca yang tidak memungkinkan atau embusan angin kencang. Jika sudah begitu, mau tidak mau pekerjaan harus dihentikan sementara,'' jelasnya.Jika ditotal secara keseluruhan, saat ini progress report proyek Suramadu sudah mencapai 90 persen. Pelaksana proyek Suramadu optimistis semua pekerjaan bisa dituntaskan pada akhir Maret 2009. ''Target awal kami tetap. Harapannya, April sudah harus bisa dioperasikan,'' ujar Kepala Balai Besar Jalan dan Jembatan Nasional V A.G Ismail. (jawapos)

Sunday, December 28, 2008

Stop Attack !!

PENYERANGAN ISRAEL = KEJAHATAN KEMANUSIAN
(Oleh Okasatria Novyanto)


Inna Lilahi Wa Inna Illaihi Roji’un
Hari ini, hampir semua media massa baik dalam negeri maupun luar negeri sedang memberitakan tentang penyerangan membabi buta Israel atas tanah Palestina. Disana, ratusan warga sipil menjadi sasaran muntahan puluhan Ton amunisi Israel. Sungguh suatu perbuatan Biadap dan tidak mengenal perikemanusian.
Saya memang tidak bisa berbuat banyak untuk saudara-saudara saya di Palestina. Tapi setidaknya saya tidak berpangku tangan dengan hanya menjadi penonton atas tangisan dan ratapan ketakutan jutaan rakyat palestina yang sampai detik ini masih menahan perihnya luka, panasnya api, betapa sakitnya ketika meregang nyawa, kepanikan yang teramat sangat dibawah desingan senapan, dll. Dimanakah nurani kita ketika jutaan warga sipil palestina menjadi sasaran pembantaian serdadu Israel dan kita disini justru tengah asyik mempersiapkan pergantian tahun baru masehi 2009? Apakah ini sebuah “kado Istimewa” untuk saudara-saudara kita di Palestina pada penghujung tahun 2008? Sungguh Israel itu kejam, terkutuk dan tak berperikemanusian.

Melalui media ini, saya menyerukan kepada rakyat Indonesia untuk bahu membahu membantu saudara-saudara kita di Palestina sebagaimana petunjuk dan arahan dari pemerintah Repubik Indonesia, yakni dapat berupa obat-obat, uang, bahan makanan, dll. melalui lembaga yang resmi dan dapat dipertanggungjawabkan, seperti PMI, Mer-C, dll. Dan masyarakat agar tidak mudah terprovokasi untuk melakukan tindakan-tindakan anarkis sehingga justru menimbulkan dampak negatip yang lebih meluas lagi.

Salam Perdamaian dari saya untuk tanah Palestina !!




Saturday, August 23, 2008

Perlakuan Panas

MENGENAL PERLAKUAN PANAS (HEAT TREATMENT) PADA BAJA
Oleh Okasatria Novyanto



Sifat mekanik tidak hanya tergantung pada komposisi kimia suatu paduan, tetapi juga tergantung pada strukturmikronya. Suatu paduan dengan komposisi kimia yang sama dapat memiliki strukturmikro yang berbeda, dan sifat mekaniknya akan berbeda. Strukturmikro tergantung pada proses pengerjaan yang dialami, terutama proses laku-panas yang diterima selama proses pengerjaan.
Proses laku-panas adalah kombinasi dari operasi pemanasan dan pendinginan dengan kecepatan tertentu yang dilakukan terhadap logam atau paduan dalam keadaan padat, sebagai suatu upaya untuk memperoleh sifat-sifat tertentu. Proses laku-panas pada dasarnya terdiri dari beberapa tahapan, dimulai dengan pemanasan sampai ke temperatur tertentu, lalu diikuti dengan penahanan selama beberapa saat, baru kemudian dilakukan pendinginan dengan kecepatan tertentu.
Secara umum perlakukan panas (Heat treatment) diklasifikasikan dalam 2 jenis :
1. Near Equilibrium (Mendekati Kesetimbangan)
Tujuan umum dari perlakuan panas jenis Near Equilibrium ini diantaranya adalah untuk : melunakkan struktur kristal, menghaluskan butir, menghilangkan tegangan dalam dan memperbaiki machineability. Jenis dari perlakukan panas Near Equibrium, misalnya : Full Annealing (annealing), Stress relief Annealing, Process annealing, Spheroidizing, Normalizing dan Homogenizing.
2. Non Equilirium (Tidak setimbang)
Tujuan umum dari perlakuan panas jenis Non Equilibrium ini adalah untuk mendapatkan kekerasan dan kekuatan yang lebih tinggi. Jenis dari perlakukan panas Non Equibrium, misalnya : Hardening, Martempering, Austempering, Surface Hardening (Carburizing, Nitriding, Cyaniding, Flame hardening, Induction hardening)


Sebelum kita membahas lebih jauh lagi tentang perlakuan panas, tidak ada salahnya jika kita sedikit mereview kembali (mengulang kembali) pengetahuan kita tentang Diagram Near Equilibrium Ferrite-Cementid (Fe-Fe3C) Penekanan kita terletak pada Struktur mikro, garis-garis dan Kandungan Carbon.
Kandungan Carbon
0,008%C = Batas kelarutan maksimum Carbon pada Ferrite pada temperature kamar
0,025%C = Batas kelarutan maksimum Carbon pada Ferrite pada temperature 723 Derajat Celcius
0,83%C = Titik Eutectoid
2%C = Batas kelarutan Carbon pada besi Gamma pada temperature 1130 Derajat Celcius
4,3%C = Titik Eutectic
0,1%C = Batas kelarutan Carbon pada besi Delta pada temperature 1493 Derajat Celcius

Garis-garis
Garis Liquidus ialah garis yang menunjukan awal dari proses pendinginan (pembekuan).
Garis Solidus ialah garis yang menunjukan akhir dari proses pembekuan (pendinginan).
Garis Solvus ialah garis yang menunjukan batas antara fasa padat denga fasa padat atau solid solution dengan solid solution.
Garis Acm = garis kelarutan Carbon pada besi Gamma (Austenite)
Garis A3 = garis temperature dimana terjadi perubahan Ferrit menjadi Autenite (Gamma) pada pemanasan.
Garis A1 = garis temperature dimana terjadi perubahan Austenite (Gamma) menjadi Ferrit pada pendinginan.
Garis A0 = Garis temperature dimana terjadi transformasi magnetic pada Cementid.
Garis A2 = Garis temperature dimana terjadi transformasi magnetic pada Ferrite.

Struktur mikro
Ferrite ialah suatu komposisi logam yang mempunyai batas maksimum kelarutan Carbon 0,025%C pada temperature 723 Derajat Celcius, struktur kristalnya BCC (Body Center Cubic) dan pada temperature kamar mempunyai batas kelarutan Carbon 0,008%C.
Austenite ialah suatu larutan padat yang mempunyai batas maksimum kelarutan Carbon 2%C pada temperature 1130 Derajat Celcius, struktur kristalnya FCC (Face Center Cubic).
Cementid ialah suatu senyawa yang terdiri dari unsur Fe dan C dengan perbandingan tertentu (mempunyai rumus empiris) dan struktur kristalnya Orthohombic.
Lediburite ialah campuran Eutectic antara besi Gamma dengan Cementid yang dibentuk pada temperature 1130 Derajat Celcius dengan kandungan Carbon 4,3%C.
Pearlite ialah campuran Eutectoid antara Ferrite dengan Cementid yang dibentuk pada temperature 723 Derajat Celcius dengan kandungan Carbon 0,83%C.
Dari sedikit penjelasan diatas dapat kita tarik benang merah bahwa secara umum laku panas dengan kondisi Near Equilibrium itu dapat disebut dengan anneling.
Anneling ialah suatu proses laku panas (heat treatment) yang sering dilakukan terhadap logam atau paduan dalam proses pembuatan suatu produk. Tahapan dari proses Anneling ini dimulai dengan memanaskan logam (paduan) sampai temperature tertentu, menahan pada temperature tertentu tadi selama beberapa waktu tertentu agar tercapai perubahan yang diinginkan lalu mendinginkan logam atau paduan tadi dengan laju pendinginan yang cukup lambat. Jenis Anneling itu beraneka ragam, tergantung pada jenis atau kondisi benda kerja, temperature pemanasan, lamanya waktu penahanan, laju pendinginan (cooling rate), dll. Sehingga kita akan mengenal dengan apa yang disebut : Full Annealing (annealing), Stress relief Annealing, Process annealing, Spheroidizing, Normalizing dan Homogenizing.
1. Full annealing (annealing)
Merupakan proses perlakuan panas untuk menghasilkan perlite yang kasar (coarse pearlite) tetapi lunak dengan pemanasan sampai austenitisasi dan didinginkan dengan dapur, memperbaiki ukuran butir serta dalam beberapa hal juga memperbaiki machinibility.
Pada proses full annealing ini biasanya dilakukan dengan memanaskan logam sampai keatas temperature kritis (untuk baja hypoeutectoid , 25 Derajat hingga 50 Derajat Celcius diatas garis A3 sedang untuk baja hypereutectoid 25 Derajat hingga 50 Derajat Celcius diatas garis A1). Kemudian dilanjutkan dengan pendinginan yang cukup lambat (biasanya dengan dapur atau dalam bahan yang mempunyai sifat penyekat panas yang baik).

Perlu diketahui bahwa selama pemanasan dibawah temperature kritis garis A1 maka belum terjadi perubahan struktur mikro. Perubahan baru mulai terjadi bila temperature pemanasan mencapai garis atau temperature A1 (butir-butir Kristal pearlite bertransformasi menjadi austenite yang halus). Pada baja hypoeutectoid bila pemanasan dilanjutkan ke temperature yang lebih tinggi maka butir kristalnya mulai bertransformasi menjadi sejumlah Kristal austenite yang halus, sedang butir Kristal austenite yang sudah ada (yang berasal dari pearlite) hampir tidak tumbuh. Perubahan ini selesai setelah menyentuh garis A3 (temperature kritis A3). Pada temperature ini butir kristal austenite masih halus sekali dan tidak homogen. Dengan menaikan temperature sedikit diatas temperature kritis A3 (garis A3) dan memberI waktu penahanan (holding time) seperlunya maka akan diperoleh austenite yang lebih homogen dengan butiran kristal yang juga masih halus sehingga bila nantinya didinginkan dengan lambat akan menghasilkan butir-butir Kristal ferrite dan pearlite yang halus.
Baja yang dalam proses pengerjaannya mengalami pemanasan sampai temperature yang terlalu tinggi ataupun waktu tahan (holding time) terlalu lama biasanya butiran kristal austenitenya akan terlalu kasar dan bila didinginkan dengan lambat akan menghasilkan ferrit atau pearlite yang kasar sehingga sifat mekaniknya juga kurang baik (akan lebih getas). Untuk baja hypereutectoid, annealing merupakan persiapan untuk proses selanjutnya dan tidak merupakan proses akhir.
2. Normalizing
Merupakan proses perlakuan panas yang menghasilkan perlite halus, pendinginannya dengan menggunakan media udara, lebih keras dan kuat dari hasil anneal.
Secara teknis prosesnya hampir sama dengan annealing, yakni biasanya dilakukan dengan memanaskan logam sampai keatas temperature kritis (untuk baja hypoeutectoid , 50 Derajat Celcius diatas garis A3 sedang untuk baja hypereutectoid 50 Derajat Celcius diatas garis Acm). Kemudian dilanjutkan dengan pendinginan pada udara. Pendinginan ini lebih cepat daripada pendinginan pada annealing.
3. Spheroidizing
Merupakan process perlakuan panas untuk menghasilkan struktur carbida berbentuk bulat (spheroid) pada matriks ferrite. Pada proses Spheroidizing ini akan memperbaiki machinibility pada baja paduan kadar Carbon tinggi. Secara sederhana dapat dijelaskan sebagai berikut : bahwa baja hypereutectoid yang dianneal itu mempunyai struktur yang terdiri dari pearlite yang “terbungkus” oleh jaringan cemented. Adanya jaringan cemented (cemented network) ini meyebabkan baja (hypereutectoid) ini mempunyai machinibility rendah. Untuk memperbaikinya maka cemented network tersebut harus dihancurkan dengan proses spheroidizing.
Spheroidizing ini dilaksanakan dengan melakukan pemanasan sampai disekitar temperature kritis A1 bawah atau sedikit dibawahnya dan dibiarkan pada temperature tersebut dalam waktu yang lama (sekitar 24 jam) baru kemudian didinginkan. Karena berada pada temperature yang tinggi dalam waktu yang lama maka cemented yang tadinya berbentuk plat atau lempengan itu akan hancur menjadi bola-bola kecil (sphere) yang disebut dengan spheroidite yang tersebar dalam matriks ferrite.
4. Process Annealing
Merupakan proses perlakuan panas yang ditujukan untuk melunakkan dan menaikkan kembali keuletan benda kerja agar dapat dideformasi lebih lanjut. Pada dasarnya proses Annealing dan Stress relief Annealing itu mempunyai kesamaan yakni bahwa kedua proses tersebut dilakukan masih dibawah garis A1 (temperature kritis A1) sehingga pada dasarnya yang terjadi hanyalah rekristalisasi saja.
5. Stress relief Annealing
Merupakan process perlakuan panas untuk menghilangkan tegangan sisa akibat proses sebelumnya. Perlu diingat bahwa baja dengan kandungan karbon dibawah 0,3% C itu tidak bisa dikeraskan dengan membuat struktur mikronya berupa martensite. Nah, bagaimana caranya agar kekerasannya meningkat tetapi struktur mikronya tidak martensite? Ya, dapat dilakukan dengan pengerjaan dingin (cold working) tetapi perlu diingat bahwa efek dari cold working ini akan timbu yang namanya tegangan dalam atau tegangan sisa dan untuk menghilangkan tegangan sisa ini perlu dilakukan proses Stress relief Annealing.