Friday, October 26, 2007

Mengenal ESD

MENGENAL ESD
(Oleh Okasatria Novyanto)

Pengertian ESD
Secara sederhana ESD [Electro Static Discharge] dapat diartikan Pembuangan Listrik Statis. Definisi diatas akan mudah diterima dengan contoh dari fenomena ESD yang ada di alam sekitar kita yakni Petir. Petir terjadi jika diantara awan pembuat hujan terdapat perbedaan jumlah proton dan elektron dalam kapasitas yang cukup besar. Petir terjadi karena adanya perpindahan elektron dalam jumlah besar dan dalam waktu yang relatif sangat singkat. Permisalan perpindahan ini sama dengan mengalirnya air dari suatu tempat ke tempat lain karena perbedaan tinggi dan rendahnya suatu permukaan. Demikian juga dengan Petir, jalan yang dilalui haruslah memiliki nilai rintangan relatif lebih kecil bila dibandingkan dengan yang lain. Anda mungkin pernah mendengar orang tersambar petir ketika yang sedang berteduh dibawah pohon dan seolah-olah petir “terbuang” ke tanah (Earth/Ground). Kisah terbuangnya listrik statis (petir) dari awan ke tanah/bumi kita sebut ESD atau sering dikatakan “pembuangan listrik statis”.

Pentingnya mengenal ESD
Setelah mengenal konsep “pembuangan” mari kita lihat mengapa “membuang” menjadi suatu masalah. Anda pada membayangkan bagaimana kondisi manusia yang tersambar petir ? umumnya akan meninggal dunia dengan luka bakar disekujur tubuhnya. Jika kita perhatikan lagi lebih jauh mengenai kemungkinan bertahan hidup bagi korban sambaran petir itu bervariasi ada yang mati ditempat, mati ketika dalam perjalanan menuju kerumah sakit dan ada yang meninggal ketika sudah dirawat 1-2 hari di rumah sakit. Meninggalnya manusia inilah yang menjadi fokus utama cerita kepada ESD di dunia industri elektronika. Jika kita analogikan cerita petir kepada ESD di dunia industri elektronika maka sumber petir di dunia industri elektronika adalah tubuh manusia itu sendiri yang setiap hari memegang komponen-komponen elektronika di dalam line produksi dimana komponen elektronika ini adalah tubuh manusia dalam cerita petir tadi yang mengalami sambaran sehingga hancur. Sehingga perlu dicari suatu cara “pembuangan listrik statis manusia yang “aman” sehingga tidak merusak komponen yang cukup sensitif dengan listrik dengan daya yang besar.Beberapa hal pokok yang menjadi alasan mengapa ESD penting dalam dunia indutri elektronika.
ESD merupakan suatu control penting untuk dilakukan karena :
a) Menyebabkan “Yield Loss” yaitu defect (reject) diakibatkan kegagalan fungsi elektriknya
b) Menyebabkan “Walking Wounded Parts” yakni Fungsi dasar dan bentuk fisik baik (bagus) tapi memiliki penurunan performance kerja, Contoh
: Handphone secara engineering didesign untuk dapat berfungsi maksimum dalam jangka waktu 4 tahun tetapi akibat kerusakan ESD yang ada, Handphone ini hanya bisa bertahan dalam 2 tahun dan dalam setiap waktu mengalami penurunan fungsi elektrik.
c) Customer menhendaki sebagai Jaminan Kualitas (Quality Guarantee) agar mereka yakin dan memiliki garansi bahwa product yang dibeli tidak memiliki kerusakan fungsional elektrik.
Perlengkapan ESD untuk operator
a. Wrisstrap
Fungsi : Membuang muatan listrik statis tubuh manusia ke grounding
b. ESD Clothes
Fungsi : Membatasi medan listrik statis yang timbul dari tubuh terhadap komponen dan meja kerja
c.Static Dissipative Finger Coat
Fungsi : Membuang muatan litrik statis dan menghindari terjadinya pemuatan elektron
d. ESD Shoes
Fungsi : Membuang muatan listrik statis dari tubuh ketika berjalan sambil memegang komponen elektronika
e. Grounding and Ionizer : Perlengkapan ESD ditempat kerja
Perlengkapan perlindungan ESD yang juga perlu diperhatikan adalah pembuangan litrik statis dari equipment , mesin dan meja kerja yang ada perlu juga disediakan sarana pembuangan listrik statis melalui peng-grouding-an. Jenis perlengkapan yang lain adalah Ionizer, yang mana memiliki fungsi menetralisir “perubahan” muatan yang terjadi ketika proses kerja dilakukan dengan komponen (terutama dipasang di area kerja sensitif dimana ada parts yang sangat sensitif di kerjakan). Ionizer akan menghasilkan muatan proton dan elektron dalam jumlah yang seimbang dan benda kerja yang ada dalam jangkauan kerja ionizer akan mengambil “muatan seperlunya” sebatas menghilangkan ketidak seimbangan muatan yang mungkin terjadi.


Souveniro de Wonosobo [Smuda Colleague 3IPA_1 Enthalphy 2002 Generation]

APA KABAR SMA NEGERI 2 WONOSOBO
(Oleh Okasatria
Novyanto)


Ketika saya pulang kampung ke Wonosobo pada Liburan Idul Fitri Kemarin. Saya menyempatkan diri melihat SMA Negeri 2 Wonosobo.
Sebagai salah satu Alumni SMA Negeri 2 Wonosobo l
ulusan tahun 2002, ada perasaan bangga dan kagum setelah melihat perkembangan infrastruktur di Lingkungan SMA Negeri 2 Wonosobo yang sangat pesat sekarang ini, mulai diri gedungnya yang Megah sampai penambahan fasilitas Laboratorium Informasi dan Teknologi.
Sejenak saya teringat masa lalu, masa-masa indah dimana kami masih duduk dibangku SMA. Disekolah ini, saya bertemu dengan orang-orang hebat yang mempunyai dedikasi yang tinggi terhadap dunia Pelestarian Lingkungan Hidup, Kepramukaan, Kepalangmerahan, Keolahragaan, Kependidikan, dll.
Masih hangat dalam ingatan saya, ketika kami mula
i “merintis ulang” aktifitas Organisasi Pramuka, Osis, Rohani Islam (Rohis) dan Pala. Sungguh bukan perjuangan yang ringan dan tanpa hambatan. Disana, saya bertemu dengan Eko Sudarmono, Ifo Afiyanto, Fajar Arif Hidayat, Gunawan Wibisono, Eko Sundawa dan (Alm) Rahma Agung. Mereka merupakan kenalan saya saat Lomba Tingkat Pramuka Penggalang di Kabupaten Wonosobo dan mereka-lah yang berhak berangkat ke Lomba Tingkat Penggalang Propinsi Jawa Tengah karena Kwaran Mojotengah yang diwakili oleh regu kami kebetulan hanya menempati peringkat ke-2. Di SMU Negeri 2 Wonosobo-lah semua sumber-sumber potensial tersebut dipertemukan untuk bersama-sama membangun kembali aktifitas kesiswaan yang sudah Vakum dan jalan ditempat beberapa lama.
Ketika saya dan Dyah Indra Pratiwi diamanahi sebagai Pradana Pramuka Surapati-Mustakoweni, sempat tersirat idealisme untu
k menjadikan Pramuka sebagai organisasi kepanduan yang handal, profesional, edukatif dan jauh dari kesan senioritas serta mempunyai Gedung pertemuan (Sanggar Pramuka) sendiri. Kemudian saya digantikan oleh Ifo Afiyanto sebagai Pradana Pramuka karena saya ternyata diamanahi sebagai Ketua OSIS SMA Negeri 2 Wonosobo Periode 2000-2001. Meskipun demikian, saya bersama-sama dengan mereka ditambah dengan Tofik Nurudin, Mawan Hindarko, Dedy Mualana (Siswa Pindahan dari SMA Negeri 1 Giri-Banyuwangi), Siwi, Budi Aryani, Fatma Khotimatus Sa’adah, Joko “Mbeler”, Bondet, Dewi Ambarwati, Lilis Setyowati, Mikha, Kiki, Ahmad Afan, dll. tetap aktif berusaha mengatifkan kegiatan dan mengembangkan Pramuka di SMA Negeri 2 Wonosobo, mulai dari pengadaan peralatan dan perlengkapan baru hingga pengadaan Kegiatan Perjalanan Malam. Memang ada beberapa program yang belum sempat dilaksanakan, misalnya : Tegak Karya Manunggal. Hal ini terjadi karena tidak dapat dipungkiri lagi bahwa “Orang-orangnya” Pramuka kebetulan secara otomatis sama dengan “orang-orangnya’’ OSIS, juga termasuk Orang-orangnya Rohis (Remaja Masjid) dan juga beberapa “orang-orangnya” PMR. Jadi kami harus adil dalam “menaungi” organisasi kesiswaan mengingat multi fungsi dan multi peran dari para pengurusnya. Memang ada suatu keprihatinan pada diri kami saat itu dengan minimnya semangat berorganisasi dari para siswanya. Dari kurang lebih 600 siswa SMU Negeri 2 Wonosobo saat itu yang benar-benar aktif dalam OSIS, Pramuka, PMR dan Rohis tidak kurang dari 10 orang. Sungguh suatu yang ironis. Jika alasan adanya kegiatan OSIS, Pramuka dan PMR itu sangat mengganggu prestasi akademis juga tidak selamanya benar karena pada kenyataannya dari tahun 2000 hingga 2002 kebanyakan pengurus OSIS menempati 5 besar di kelas masing-masing bahkan Nilai tertinggi dalam setiap Catur Wulan pasti diraih salah seorang pengurus OSIS, ada juga yang sampai mendapatkan PMDK Teknik Mesin UNDIP (Maaf, namun tidak saya ambil) dan mengikuti olimpiade Fisika, Biologi dan Kimia di tingkat Propinsi Jawa Tengah dan juga masih banyak segudang prestasi akademis-non akademis lainnya yang intinya mematahkan hipotesis bahwa adanya kegiatan OSIS, Pramuka dan PMR itu sangat mengganggu prestasi akademis.
Masih hangat dalam ingatan saya pula, ketika kunci
ruangan OSIS kami terima pada bulan September 2000. Ruangan langsung kami buka ternyata ruangan OSIS tidak ubahnya seperti tempat sampah dan gudang. Meja-kursi yang terbuat dari kayu jati tampak banyak coret-coretan dan jorok. Koran bekas ada dimana-mana, alat-alat pertukangan berserakan dimana-mana bahkan CD pakaian dalam juga tergantung disalah satu sudut ruangan. Belum lagi kondisi ruangan yang tanpa jendela (pengap) mirip sebuah jeruji penjara serta fasilitas keorganisasian yang minim dengan hanya sebuah mesin ketik “JADUL”, lemari usang, dll. menambah kesan buruk dan tidak layak bagi sebuah kepengurusan “OSIS” saat itu. Banyak spekulasi muncul dari benak kami, sebenarnya yang bermasalah itu siswanya ataukah pihak Sekolah yang tidak menyediakan kelengkapan organisasi yang memadai demi kalangungan fungsi organisasi ? Akh, pusing amat dengan pertanyaan-pertanyaan itu. Yang jelas apa yang bisa kita lakukan hari ini, ayo kita lakukan bersama-sama itula semangat kami. Terus terang saya sangat bangga dapat bekerja sama denga Tofik Nurudin, Ifo Afiyanto, Fajar Arif Hidayat, Eko Sudarmono, Mawan Hindarko, Dedy Maulana, Dyah Indra Pratiwi, Budi Aryani dan (Alm) Rahma Agung atas loyalitas dan dedikasinya dalam membangun ulang “OSIS SMA Negeri 2 Wonosobo pada tahun 2000-2001. Perjuangan kita memang melelahkan dan menguras banyak energi serta waktu, namun cobalah lihat hasilnya sahabat! Kita memang tidak menikmati fasilitas-fasilitas Istimewa layaknya pengurus-pengurus OSIS sekolah lainnya. Tapi kita “digembleng” untuk mandiri dan survive dalam segala hal meski dengan fasilitas yang sangat minim dan tidak memadai. Namun, ada semacam kepuasan dan kebanggaan tersendiri pada diri kita dapat bertindak sebagai perintis ulang organisasi-organisasi kesiswaan yang saat itu vakum dan jalan ditempat.
Terimakasih pula untuk Bapak Wijonarko, Bapak Hendro, Ibu Susy, Bapak Karim, Ibu Tri (Guru BP) dan Ibu/Bapak Guru lainnya yang telah mendampingi kami baik selama duduk di SMA Negeri 2 Wonosobo maupun saat-saat awal kami mem
asuki bangku Kuliah.












Thursday, October 25, 2007

ELEMEN MESIN - SABUK (BELT) DAN PULLEY

Elemen Mesin - Sabuk (belt) dan Pulley
(Oleh Okasatria Novyanto)
Sabuk (belt)
Biasanya sabuk dipakai untuk memindahkan daya antara 2 buah poros yang sejajar dan dengan jarak minimum antar poros yang tertentu.
Secara umum, sabuk dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis :
1. Flat belt
2. V-belt
3.Circular belt

Dalam pembahasan selanjutnya penulis hanya akan membahas mengenai flat belt (sabuk datar) saja karena pemolesan permukaan kick-starter pada mesin buffing menggunakan sistem transmisi sabuk datar.
Perputaran pulley yang terjadi terus menerus akan menimbulkan gaya sentrifugal (centrifugal force) sehingga mengakibatkan peningkatan kekencangan pada sisi kencang/ tight side (T1) dan sisi kendor/ slack side (T2). Perbandingan antara tight side (T1) dengan slack side (T2) ditunjukan dengan persamaan :
Perubahan tegangan tarik yang terjadi pada sabuk datar yang disebabkan oleh gesekan antara sabuk dengan pulley akan menyebabkan sabuk memanjang atau mengerut dan bergerak relatif terhadap permukaan pulley, gerakan ini disebut dengan elastic creep. Sehingga bila jarak sumbu yang telah ditentukan (y) dalam persamaan :
dengan panjang sabuk yang digunakan seakan-akan tidak dapat digunakan sebagai pendekatan matematis dalam mengatur ketegangan sabuk jika kekencangan sabuk hanya ditinjau dari segi jarak sumbu saja. Oleh karena itu pada sabuk tersebut perlu digunakan idler pulley ataupun ulir pengatur jarak sumbu sehingga ketegangan sabuk dapat diatur dan jarak sumbu yang diperoleh melalui pendekatan empiris diatas merupakan jarak sumbu minimal yang sebaiknya dipenuhi dalam perancangan sabuk.

Pulley
Deskripsi umum.
Pulley dapat digunakan untuk mentransmisikan daya dari poros satu ke poros yang lain melalui sistem transmisi penggerak berupa flat belt, V-belt atau circular belt. Perbandingan kecepatan (velocity ratio) pada pulley berbanding terbalik dengan diameter pulley dan secara matematis ditunjukan dengan pesamaan : D1/D2 = N2/N1
Berdasar material yang digunakan, pulley dapat diklasifikasikan dalam :
1. Cast iron pulley
2. Steel pulley
3. Wooden pulley
4. Paper pulley


Dasar perancangan.

ELEMEN MESIN - POROS (SHAFT)

Elemen Mesin- Poros
(Oleh Okasatria Novyanto)

Definisi.
Poros adalah suatu bagian stasioner yang beputar, biasanya berpenampang bulat dimana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear), pulley, flywheel, engkol, sprocket dan elemen pemindah lainnya. Poros bisa menerima beban lenturan, beban tarikan, beban tekan atau beban puntiran yang bekerja sendiri-sendiri atau berupa gabungan satu dengan lainnya. (Josep Edward Shigley, 1983)
Pembagian poros.
1. Berdasarkan pembebanannya
A. Poros transmisi (transmission shafts)

Poros transmisi lebih dikenal dengan sebutan shaft. Shaft akan mengalami beban puntir berulang, beban lentur berganti ataupun kedua-duanya. Pada shaft, daya dapat ditransmisikan melalui gear, belt pulley, sprocket rantai, dll.
B. Gandar
Poros gandar merupakan poros yang dipasang diantara roda-roda kereta barang. Poros gandar tidak menerima beban puntir dan hanya mendapat beban lentur.
C. Poros spindle
Poros spindle merupakan poros transmisi yang relatip pendek, misalnya pada poros utama mesin perkakas dimana beban utamanya berupa beban puntiran. Selain beban puntiran, poros spindle juga menerima beban lentur (axial load). Poros spindle dapat digunakan secara efektip apabila deformasi yang terjadi pada poros tersebut kecil.
2. Berdasar bentuknya
A. Poros lurus
B. Poros engkol sebagai penggerak utama pada silinder mesin

Ditinjau dari segi besarnya transmisi daya yang mampu ditransmisikan, poros merupakan elemen mesin yang cocok untuk mentransmisikan daya yang kecil hal ini dimaksudkan agar terdapat kebebasan bagi perubahan arah (arah momen putar).
Hal-hal yang harus diperhatikan.
1. Kekuatan poros
Poros transmisi akan menerima beban puntir (twisting moment), beban lentur (bending moment) ataupun gabungan antara beban puntir dan lentur.
Dalam perancangan poros perlu memperhatikan beberapa faktor, misalnya : kelelahan, tumbukan dan pengaruh konsentrasi tegangan bila menggunakan poros bertangga ataupun penggunaan alur pasak pada poros tersebut. Poros yang dirancang tersebut harus cukup aman untuk menahan beban-beban tersebut.
2. Kekakuan poros
Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup aman dalam menahan pembebanan tetapi adanya lenturan atau defleksi yang terlalu besar akan mengakibatkan ketidaktelitian (pada mesin perkakas), getaran mesin (vibration) dan suara (noise).
Oleh karena itu disamping memperhatikan kekuatan poros, kekakuan poros juga harus diperhatikan dan disesuaikan dengan jenis mesin yang akan ditransmisikan dayanya dengan poros tersebut.
3. Putaran kritis
Bila putaran mesin dinaikan maka akan menimbulkan getaran (vibration) pada mesin tersebut. Batas antara putaran mesin yang mempunyai jumlah putaran normal dengan putaran mesin yang menimbulkan getaran yang tinggi disebut putaran kritis. Hal ini dapat terjadi pada turbin, motor bakar, motor listrik, dll. Selain itu, timbulnya getaran yang tinggi dapat mengakibatkan kerusakan pada poros dan bagian-bagian lainnya. Jadi dalam perancangan poros perlu mempertimbangkan putaran kerja dari poros tersebut agar lebih rendah dari putaran kritisnya,
4. Korosi
Apabila terjadi kontak langsung antara poros dengan fluida korosif maka dapat mengakibatkan korosi pada poros tersebut, misalnya propeller shaft pada pompa air. Oleh karena itu pemilihan bahan-bahan poros (plastik) dari bahan yang tahan korosi perlu mendapat prioritas utama.
5. Material poros
Poros yang biasa digunakan untuk putaran tinggi dan beban yang berat pada umumnya dibuat dari baja paduan (alloy steel) dengan proses pengerasan kulit (case hardening) sehingga tahan terhadap keausan. Beberapa diantaranya adalah baja khrom nikel, baja khrom nikel molebdenum, baja khrom, baja khrom molibden, dll. Sekalipun demikian, baja paduan khusus tidak selalu dianjurkan jika alasannya hanya karena putaran tinggi dan pembebanan yang berat saja. Dengan demikian perlu dipertimbangkan dalam pemilihan jenis proses heat treatment yang tepat sehingga akan diperoleh kekuatan yang sesuai.
Perhitungan diameter poros.
1. Pembebanan tetap (constant loads)
A. Poros yang hanya terdapat momen puntir saja.
Untuk menghitung diameter poros yang hanya terdapat momen puntir saja (twisting moment only), dapat diperoleh dari persamaan berikut :

Selain dengan persamaan diatas, besarnya momen puntir pada poros (twisting moment) juga dapat diperoleh dari hubungan persamaan dengan variable-variable lainnya, misalnya :
B. Poros yang hanya terdapat momen lentur saja.
Untuk menghitung diameter poros yang hanya terdapat momen lentur saja (bending moment only), dapat diperoleh dari persamaan berikut :
C. Poros dengan kombinasi momen lentur dan momen puntir.
Jika pada poros tersebut terdapat kombinasi antara momen lentur dan momen puntir maka perancangan poros harus didasarkan pada kedua momen tersebut. Banyak teori telah diterapkan untuk menghitung elastic failure dari material ketika dikenai momen lentur dan momen puntir, misalnya :
1. Maximum shear stress theory atau Guest’s theory
Teori ini digunakan untuk material yang dapat diregangkan (ductile), misalnya baja lunak (mild steel).
2. Maximum normal stress theory atau Rankine’s theory
Teori ini digunakan untuk material yang keras dan getas (brittle), misalnya besi cor (cast iron).

Pada pembahasan selanjutnya, cakupan pembahasan akan lebih terfokus pada pembahasan baja lunak (mild steel) karena menggunakan material S45C sebagai material poros. Terkait dengan Maximum shear stress theory atau Guest’s theory bahwa besarnya maximum shear stress pada poros dirumuskan :

Tegangan geser yang diizinkan untuk pemakaian umum pada poros dapat diperoleh dari berbagai cara, salah satu cara diantaranya dengan menggunakan perhitungan berdasarkan kelelahan puntir yang besarnya diambil 40% dari batas kelelahan tarik yang besarnya kira-kira 45% dari kekuatan tarik. Jadi batas kelelahan puntir adalah 18% dari kekuatan tarik, sesuai dengan standar ASME. Untuk harga 18% ini faktor keamanan diambil sebesar . Harga 5,6 ini diambil untuk bahan SF dengan kekuatan yang dijamin dan 6,0 untuk bahan S-C dengan pengaruh masa dan baja paduan. Faktor ini dinyatakan dengan . Selanjutnya perlu ditinjau apakah poros tersebut akan diberi alur pasak atau dibuat bertangga karena pengaruh konsentrasi tegangan cukup besar. Pengaruh kekasaran permukaan juga harus diperhatikan. Untuk memasukan pengaruh ini kedalam perhitungan perlu diambil faktor yang dinyatakan dalam yang besarnya 1,3 sampai 3,0 (Sularso dan Kiyokatsu suga, 1994: 8).
2. Pembebanan berubah-ubah (fluctuating loads)
Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan mengenai pembebanan tetap (constant loads) yang terjadi pada poros. Dan pada kenyataannya bahwa poros justru akan mengalami pembebanan puntir dan pembebanan lentur yang berubah-ubah.
Dengan mempertimbangkan jenis beban, sifat beban, dll. yang terjadi pada poros maka ASME (American Society of Mechanical Engineers) menganjurkan dalam perhitungan untuk menentukan diameter poros yang dapat diterima (aman) perlu memperhitungkan pengaruh kelelahan karena beban berulang.

Tuesday, October 9, 2007

Segores Kenangan dari UGM

JOGJA, Never Ending Memores...

Pagi itu, hari masih gelap dan umumnya para penghuni asrama "Hafidzun" masih tertidur lelap. Namun, bagiku hal ini sudah biasa untuk bagun sholat tahajut kemudian dilanjutkan dengan membuka dan membaca catatan-catatan kuliah serta mengerjakan tugas-tugas yang masih out standing, lebih-lebih aku yang tidak mempunyai komputer untuk mengerjakan tugas jadi harus ektra keras untuk "pinter-pinter" bagi waktu dan kesempatan memanfaatkannya jika ingin semua kepentingan dan tugas-tugas kuliah "clear".Jika waktu sudah menunjukan pukul 06.00 WIB dan kajian di Masjid sudah selesai, seperti biasa aku harus nyapu, ngepel, kuras bak mandi, merebus air, dll. sesuai dengan jadwal yang sudah disepakati oleh semua penghuni asrama. Pada mulanya aku merasa berat dan protes dangan keadaan ini lebih-lebih kepada orang tuaku, "Kenapa sich harus prihatin, padahal kita itu tidak miskin-miskin amat. Untuk beli komputer, beli motor dan mencari pondokan yang menawarkan kenyamanan seperti layaknya mahasiswa-mahasiswa lainnya yang tugasnya hanya kuliah saja tidak perlu memikirkan macam-macam, kita itu masih mampu !"memang terus terang orang tuaku "menggembleng" agar aku kelak tidak menjadi orang yang mandiri dan tidak selalu bergantung. oleh karena itu aku disuruh indekost di Wisma yang murah, mempunyai lingkungan yang bagus [islami] dan bersih.Tapi syukurlah, aku juga mempunyai teman satu kamar dan juga satu jurusan yang selalu menjadi tempat untuk berbagi baik suka maupun duka (Yudi, dimana kamu sekarang ?)Jam menunjukan pukul 06.45 WIB, seusai sarapan pagi di Warung Kansera-Pogung kidul,Utara UGM. Sepeda jengki warna biru selalu setia menemani setiap ayunan kaki menelusuri jalan-jalan kecil, jalan-jalan protokol Jogja, fakultas ke fakultas ataupun kemana saja "panggilan tugas" kuliah diberikan.Jika Kuliah telah usai [17.00 WIB], sebelum pulang aku sempatkan untuk singgah ke sekretariat Himpunan Mahasiswa Teknik Mesin, Keluarga Muslim dan mushala. Baru setelah selesai, aku pulang ke asrama dan larut dengan kegiatan asrama [Kajian di Masjid] sampai pukul 21.00 WIB baru setelah itu aku masuk ke kamar untuk mempersipan tugas-tugas kuliah sampai mata ini ngantuk dan tertidur.
Begitulah hari-hariku di Jogja bersama sahabatku yang setia [Yudi, Dedi Maulana, Fajar Arif, Ramdan, Anton, Anon Chandra, Akas, Ayi Pupung, Agus, dll], Aku kangen kamu semua sobat...!!!
Kini 2 tahun sudah aku meninggalkan Jogja untuk mencoba mencari pengalaman hidup di Batam dan pingin sekali kembali ke Jogja, semoga .....


Sayonara De TEAC Batam


Dear colleagues,



Today is my last working day in PT. TEAC Electronics Indonesia. Indeed, today is a big day to me after almost 2 years for spending my work, effort, spirit, career and time in the company and also in Batam. As generally, I am pleased to joint in PT. TEAC Electronics Indonesia.
Thank you to Mr. Matsuyama and Mr. Manto who had interviewed me on September 15, 2005. You had given opportunity and trusted me for occupying the job as Incoming QA Supervisor - Supplier Quality Engineer.
And also my direct superior, Mr.Hoga for all the sincere supports, advises, coaching, insights and trust to me.

To my PQA Team (Mr. Arif, Mr. Monang, Mr. Aris, Mrs. Rusdiana, Mrs. Tri Sulis, Mrs. Desy, Mrs. Fatma, Mrs. Choy, Mrs. Nana, Mrs. Nelly, Mrs. Lastri, Mrs. Sri, Mrs. Natalia, Mrs. Pipin, Mr. Surya, all PQA Inspector and All IPQ Member), my gratitude to have worked with you all. Thank you for all the supports and cooperation and also I am pleased to joint with PQA Team. Focus with your goal and believed that you can achieve it.
Mr. Yamagame, Mr. Takeyama, Mr. Gamou, Mr. Satoh and Mr. Sekine, Thank you for your advice and support. I am pleased to know, studied and cooperation with yours.
Mr. Maruta, Mr. Tony, Mr. Okta, Mr. Horas, Mr. Jati, Mr. Puadi, Mr. Jony, Mr. Putu, Mr. Joko, Mr. Tetra, Mr. Dian, Mr. Rendra and all Engineering Department Team.
Mr. Judi, Mr. Mulyadi, Mr. Didik, Mr. Yofy, Mr. Delfa, Mr. Panca, Mrs. Ipunk, Mrs. Imut and all Production Department Team.
Mr. Nojima, Mr. Nicholas and Mrs. Darsuin.Mr. Asghar, Mr. Anwar, Mr. Samron and all SCM Department Team.
Mr. Otta, Mr. Erwin, Mr. Dhony, Mr. Andre and all IT-Finance Department Team.
Mr. Bambang, Mr. Iwan and all HR GA Department Teams.
We are good partner. Thank you for your cooperative and support as long as 2 years.
The REMITA colleagues (Remaja Majelis Ta’lim PT. TEAC Electronics Indonesia), FUTSAL Mania and KAGAMA (Keluarga Gadjah Mada) colleagues, Thank you for your togetherness and friendship. I am pleased to know, studied, cooperation and social interactions with you all.
All of TEAC Electronics Indonesia members. Indeed, we are siblings of a BIG family and living in the same house. Believe that all family members have a common vision to make our own house as good as it can be for us to live on. Thank you for all the supports and cooperation during my time as one of the member trying to make one.
To all TEAC Indonesia members, please apologize of my shortcomings in my capacity as an individual (person), subordinates, superior, colleague and as a friend. Sometime during 2 Years, I might make you offended due to my words and actions. So, from my deepest heart, please apologize of my entire fault.
Kept spirit and do the best.
Now, it is my time to move on my way differs from yours. Take care you all.


Thank you and warmest regards,


Okasatria Novyanto
QA Supervisor - Supplier Quality Engineer
PT. TEAC Electronics Indonesia

"Jangan Takut jatuh sebelum melangkah, jangan takut gagal sebelum mencoba.
Dikehidupan ini hanya ada dua pilihan, yakni : sukses ataukah gagal.
Dan .... kesuksesan adalah milik kita yang berani mencoba"